Produk sepatu asli Indonesia “Andre Valentino”, yang mampu memberikan kesan buatan Italia, kewalahan memenuhi permintaan pasar regional Asia dan dalam negeri.
Merek Andre Valentino membidik konsumen pria dan wanita usia 25-40 tahun yang mapan secara pendidikan maupun finansial. Pelanggannya menyukai alas kaki yang nyaman dan bisa dipakai di setiap acara. Selain itu, pihaknya memberikan layanan purna jual seperti mengganti bagian yang aus atau rusak seumur hidup.
Setiap bulan, pabrik Andre Valentino yang diperkuat 300 tenaga kerja menghasilkan 8.000 pasang alas kaki per bulan, 50% di antaranya untuk market Indonesia. Mereka juga mengerjakan produk alas kaki lisensi Elle Paris untuk kelas atas dan Studio Nine yang menyasar segmen di bawah Andre Valentino.
“Perkembangan positif itu bukan hanya oleh faktor nama merek yang mampu memberikan kesan keitali-italian, tetapi lebih karena adanya jaminan kualitas dan model yang mampu memenuhi kebutuhan pasar,” kata General Manager PT Cipta Sumber Sejahtera Marga Singgih di Kuta, Bali, Sabtu (31/7/2010).
Produsen sepatu kasual dan resmi buatan tangan asal Tangerang dan kantor di Jakarta itu dihadapkan keterbatasan tenaga perajin yang memerlukan pelatihan bertahun-tahun sehingga tak bisa menaikkan produksi sesuai permintaan pasar.
Marga menjelaskan, usaha tersebut dirintis sejak 1993 dengan langsung mencoba pasar di Singapura. Kemudian merambah Malaysia pada 1995 dan baru dipasarkan untuk segmen kelas atas Indonesia pada 1996. “Awalnya kami hanya membuka toko di Sogo, Jakarta. Kini merambah berbagai kota di Jawa dan Bali hingga Banjarmasin, Balikpapan, Medan, Palembang, dan Bandar Lampung,” ujarnya.
Dia menyebutkan, banyak perusahaan di Indonesia mencoba strategi membangun pasar seperti yang diterapkan Andre Valentino, tetapi gagal karena persaingan pasar di Singapura sangat ketat.
Dengan jaminan kualitas dan model produk terkini, Andre Valentino dikenal dan diminati konsumen Singapura, kemudian Malaysia, dan kini merambahVietnam, Jepang, Kepulauan Mauritius, Korea, Filipina, hingga Hongkong.
Menurut Marga Singgih, perusahaannya mempekerjakan 300 perajin sepatu dengan produksi rata-rata satu pasang per orang atau 300 pasang per hari. Proporsi produknya 65 persen untuk wanita, 25 persen pria, dan hanya 10 persen segmen anak-anak.
Produksi yang dipasarkan di dalam negeri terus meningkat, kini mencapai 8.000 pasang per bulan, dengan harga sekitar Rp 900.000 hingga Rp 1,7 juta per pasang.
General Manager PT Cipta Sumber Sejahtera Marga Singgih mengatakan usaha yang dirintis pada 1993 itu dimulai dari Singapura, kemudian ekspansi ke Malaysia pada 1995, dan baru masuk Indonesia tahun 1996 dengan segmen pasar kelas atas.
“Para konsumen mengira produk kami impor dari Italia, padahal buatan asli Indonesia,” katanya hari ini.
Menurut dia, produk alas kaki yang dikerjakan dengan tangan di wilayah Tangerang itu kini merambah pasar Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Vietnam, Kepulauan Mauritius, dan Filipina. Marga mengakui cukup kewalahan melayani permintaan dan tengah meningkatkan kapasitas produksi.
Marga mengatakan saat ini Andre Valentino memiliki 100 model yang beredar di pasaran dan setiap bulannya bertambah lima model baru. Dia bangga produknya telah menjadi leader yang sangat diperhitungkan di pasar persepatuan dunia.
“Desain kami yang simpel dengan bahan sepatu untuk moccasin dari kulit sapi berkualitas menjadi unggulan produk kami,” jelasnya.
Baca Juga: